BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan merupakan Negara
kepulauan yang memiliki kekayaan dari sumber daya alam seperti kesuburan
tanah,keadaan iklim,hasil hutan,tambang dan hasil laut. Semua kekayaan itu
sangat mempengaruhi pertumbuhan industri di suatu Negara,maka diperlukan sumber
daya manusia yang memiliki keahlian untuk mengolah bahan mentah dari alam
tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Selain itu diperlukan juga
sumber daya modal sebagai penunjang dalam proses pengolahan bahan mentah
tersebut.
Sumber daya manusia memiliki peran
dalam pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dimana jumlah
penduduk yang besar merupakan pasar
potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk
menentukan besarnya produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
Adapun beberapa sektor yang berperan dalam perekonomian
indonesia diantaranya adalah sektor pertanian dan sektor industri, dan akan di
jelaskan dalam makalah ini sektor pertanian, pengertianya sebagai berikut.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris:
crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak
(raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme
dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia
bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian
hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor
pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat
penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial
masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di
Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya
menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian
mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu
pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu,
ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan
statistika,
juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah
bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan
dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan
usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani
ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus
disebut sebagai peternak.
A. Perkembangan
sektor pertanian
Menurut
kuzhnets, sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk yaitu:
a) Kontribusi
produk, contohnya: penyediaan makanan untuk penduduk, penyediaan bahan baku
untuk industri manufaktur. Contoh dari industri manufaktur seperti industri
tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
b) Kontribusi
pasar, contohnya: pembentukan pasar domestik untuk barang dan konsumsi
c) Kontribusi
faktor-faktor produksi, contohnya: menyebabkan penurunan peranan pertaniandi
pembangunan ekonomi, maka terjadi surplus modal dari sektor pertanian ke sektor
lain.
d) Kontribusi
devisa: pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan
melalui ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk
impor
a.1.pembentukan
sektor petanian
a. kontribusi
produk
dalam sistem ekonomi terbuka, besar
kontribusi produk sektor pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dengan
sektor nonpertanian.
·
Dilihat dari
sisi pasar: indonesia menunjukkan pasar domestik didominasi oleh produk
pertanian dari luar negeri seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
·
Dilihat dari
sisi keterkaitan produksi: industri kelapa sawit dan rotan mengalami bahan baku
di dalam negeri, karena bahan baku dijual ke luar negeri dengan harga yang
lebih mahal.
b. Kontribusi
pasar
Negara agraris merupakan sumber bagi
pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian seperti pengeluaran
petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi
(pakaian, mebel, dan lain-lain).
Keberhasilan industri pasar dari sector
pertanian ke sector non pertanian tergantung dari beberapa hal berikut, yaitu:
·
Pengaruh
keterbukaan ekonomi: membuat pasar sector non pertanian tidak hanya di isi
dengan produk domestik, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang
tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sector non pertanian.
·
Jenis teknologi
sector pertanian: semakin modern, maka semakin tinggi permintaan produk
industri non pertanian.
c. Kontribusi
faktor produksi
Faktor produksi yang dapat dilihat
dari sector pertanian ke sector lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian
adalah tenaga kerja dan modal.
Di
indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan
agar ketergantungan indonesia pada pinjaman luar negeri menurun. Kondisi yang
harus di penuhi untuk merealisasikan hal tersebut adalah:
·
Harus ada
surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar. Market surplus ini harus
tetap dijaga dan hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran teknologi,
infrastruktur dan sumber daya manusia dan faktor permintaan seperti nilai tukar
produk pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar negeri.
·
Petani harus net
savers yaitu pengeluaran konsumsi oleh petani lebih dari kecil dari pada
produksi.
·
Tabungan petani
harus lebih besar dari investasi sektor pertanian.
d. Kontribusi
devisa
Kontribusinya melalui 2 cara:
·
Secara langsung,
dengan mengekspor produk pertanian dan mengurangi impor.
·
Secara tidak
langsung, dengan peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis pertanian
seperti tekstil, makanan dan minuman
Kontradiksi kontribusi produk dan
kontribusi devisa akan meningkatkan ekspor produk pertanian, dan menyebabkansuplai
dalam negeri berkurang dan suplai dari produk impor. Peningkatan ekspor produk
pertanian berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri. Untuk
menghindari ini dapat dilaukan :
·
Peningkatan
kapasitas produksi
·
Peningkatan daya
saing produk-produk pertanian
a.2. Peranan Sektor Pertanian
Pertanian
merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian
merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian.
Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui
ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian
sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun di luar negeri.
Kekayaan
Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata.
Dengan pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap
kebersihan dan keindahannya, maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa
yang cukup tinggi bagi negara.
Terjadinya
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan bahwa
sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun
tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan
sebesar 0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan
pertumbuhan sekitar 13,68%.
Pertanian
dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk
kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu
sebagai berikut:
·
Ekspansi dari sektor-sektor
ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian,
baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi
keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan
perdagangan.
·
Pertanian berperan sebagai
sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk dari
sektor-sektor lainnya.
·
Sebagai suatu sumber modal
untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan Sebagai sumber penting
bagi surplus perdagangan (sumber devisa).
a.3 Peralatan dan Tenaga Kerja
Sektor Pertanian
Tenaga kerja
pertanian sangatlah kurang, tenaga kerja pengolahan tanah menggunakan tenaga
manusia, hewan dan traktor pertanian ukuran kecil. Penggunaan tenaga hewan
untuk pengolahan tanah tampaknya semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena
keinginan petani untuk mengusahakan pengolahan tanah dengan tenaga hewan dan
dengan menggunakan cangkul semakin berkurang pula. Pada umumnya petani lebih
suka menyewa traktor, karena biaya lebih murah dan pekerjaan dapat selesai
dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentu memberi iklim segar kepada
pemilik traktor karena mempunyai daerah pasar : yakni di luar desa, diluar
kecamatan bahkan diluar kabupaten. Ini dapat dilihat pada saat musim pengolahan
tanah, maka mobilitas alat pengolahan tanah ini antar wilayah sangat meningkat.
Fenomena berkurangnya tenaga kerja pertanian terutama tenaga manusia antara
lain disebabkan oleh karena jumlah orang yang bekerja di lapangan pertanian
kalau dilihat secara prosentase ternyata semakin kecil. Dilihat dari data tersebut
berarti penurunan jumlah penduduk yang bekerja di bidang pertanian semakin lama
semakin kecil dan bahkan mungkin sangat kecil sekali. Kondisi ini sangat
berpengaruh kepada tenaga kerja pertanian terutama tenaga manusia di bidang
pertanian. Kenyataannya kapasitas atau kemampuan olah dari tenaga manusia dan
hewan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kapasitas olah dengan memakai
traktor tangan. Penggunaan alat dan mesin pertanian dikembangkan agar
produktivitas tenaga meningkat, pekerjaan lebih mudah dan efisien, kapasitas
kerja lebih tinggi, pendapatan bertambah dan diharapkan dapat menekan biaya
produksi serendah mungkin.
a.4. Permasalahan Sektor
Pertanian
Pada saat
ini, Indonesia menghadapi kemungkinan krisis pangan yang cukup berat. Krisis
ini disebabkan oleh memburuknya krisis agraria. Indonesia harus memperluas area
lahan pertanian agar mampu mengimbangi naiknya grafik konsumsi pangan
masyarakat. Masalahnya, pada saat ini ternyata sektor pertanian sudah tidak
lagi menjanjikan. Dari data BPS, dalam waktu 10 tahun terakhir telah terjadi
alihfungsi lahan sawah seluas 80.000 ha per tahun. Dalam jangka pendek, alih
fungsi memang belum terasakan dampaknya terhadap ketahanan pangan. Namun, bila
terus terjadi tanpa ada langkah-langkah komprehensif menghentikannya akan
mengganggu ketahanan pangan nasional. Permasalahan di sektor ini sebenarnya
bukan hanya ancaman yang muncul dari derasnya proses alih fungsi lahan. Di
samping itu, menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian juga menjadi
ancaman yang nyata pada produktifitas pertanian. Intinya dalam waktu
yang tidak lama lagi, niscaya Indonesia akan mengalami krisis pangan yang
merupakan bentuk terburuk krisis agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya
berimbas pada kehidupan kaum tani sebagai kalangan yang paling menggantungkan
hidupnya pada sokongan sumber-sumber agraria. Krisis ini akan menimpa seluruh
rakyat Indonesia.
a.5 Langkah yang dilakukan
sektor pertanian:
Sebelum
menempuh langkah-langkah yang lebih lanjut setidaknya ada empat aspek yang
harus dipenuhi terlebih dahulu untuk melaksanakan pembangnuan pertanian:
(1) akses terhadap kepemilikan
tanah.
(2) akses input dan proses
produksi.
(3) akses terhadap pasar. dan
(4)akses terhadap kebebasan
Dari keempat
prasyarat itu yang belum dilaksanakan secara konsisten adalah membuka akses
petani dalam kepemilikan tanah dan membuka ruang kebebasan untuk berorganisasi
dan menentukan pilihan sendiri dalam berproduksi. Pemerintah hingga kini selalu
menghindari kedua hal itu karena dianggap mempunyai risiko politik tinggi.
Kebijakan pemerintah lebih banyak difokuskan pada produksi dan pasar. Reformasi
agraria hingga kini adalah jalan terbaik bagi negara-negara agraris seperti
Indonesia untuk melakukan transformasi sosial-ekonomi dan membangun fondasi
ekonomi nasional yang kokoh. Ke empat syarat itu merupakan hal yang paling
penting untuk membangun pertanian yang kuat.
Progam peningkatan kesejahteraan petani
Progam ini
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian,
terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha
pertanian.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan dalam progam ini adalah:
1) Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan yang secara intesif perlu dikoordinasikan dengan pemerintah daerah
baik propinsi maupun kabupaten.
2) Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan pedesaan untuk
peningkatan posisi tawar petani dan nelayan
3) Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan pengurangan
hambatan usaha pertanian.
4) Pendidikan dan penelitian sumberdaya manusia pertanian
5) Pelindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak
sehat dan perdagangan yang tiddak adil dan
6) Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.
Kriteria
Menteri Pertanian Indonesia
- Berlatar belakang pendidikan pertanian serta
menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.
- Berani turun secara langsung kelapangan melihat
kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.
- Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector
perekonomian bangsa.
- Bersedia berkomunikasi dan bekerjasama serta
mengikutsertakan petani, mahasiswa, institusi, dan instansi pertanian
dalam pengambilan kebijakan.
- Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan
yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.
- Berpengalaman dan berdedikasi di bidang
pertanian.
- Memiliki track record yang baik (tidak pernah
terlibat kasus hukum).
- Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.
- Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di
Departemen Pertanian.
- Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.
- Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada
tahun 2014.
- Berani membuat program peningkatan kesejahteraan
untuk petani.
- Berani membuat kebijakan bersama dengan
Departemen Pendidikan Nasional agar dunia pendidikan pertanian lebih
diperhatikan dan maju.
Studi Kasus
Industri Pertanian Indonesia Bakal Kalah saing
Gina Nur
Maftuhah - Okezone
HEADING TOP CLOSED TOP READ
Rabu, 18 Mei
2011 07:50 wib
TOP READ CLOSE READ
Ilustrasi,
Koran SI
JAKARTA- Meskipun terkenal sebagai negara
agraris, pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia tidak mengalami peningkatan.
Impor barang-barang pertanian-pun menjadi hal yang tidak terelakkan lagi.
Padahal, sejumlah negara tetangga seperti China dan Thailand terus menggenjot
produksi pertaniannya.
“Kita harus dapat belajar banyak dari negara-negara maju agar dapat meningkatkan pertanian karena dengan memuliakan dan mensejahterakan petani dalam pembangunan yang berbasis pertanian maka swasembada, kemandirian dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Winanrno Tohir seperti dikutip dalam bukunya 'Suara dari Desa'.
Dia mencontohkan China yang pernah mengalami masa sulit akibat kelaparan di tahun 1956-1963 dimana lebih dari 27 juta penduduknya meninggal. “Setelah masa itu, China terus membangun sektor pertaniannnya misalnya dengan mendirikan Agriculture Bank of China yang khusus diperuntukkan untuk membantu permodalan petani,” lanjutnya.
Hasilnya, di 2005 saja mereka sudah membalikkan sejarah karena cadangan pangannya bahkan lebih dari cukup untuk dikonsumsi untuk beberapa tahun.
Begitu pula dengan Thailand yang bahkan dulu pernah berguru pertanian ke Indonesia. Menurut Winarno, pemerintah Thailand sangat mendukung pembangunan di bidang pertanian dengan mengharuskan petani menggunakan bibit unggul bermutu tinggi.
“Bahkan , banyak tanaman khas Indonesia seperti pisang, jambu, delima dan talas ditanam di Thailand sehingga jangan heran bila produk pertanian mereka membanjiri pasar Indonesia,“ ujarnya lagi.
Berbanding terbalik dengan semuai itu, ia menganggap bahwa program revitalisasi pertanian, kelautan dan perikanan yang digalakkan pemerintah berjalan lambat. Indikasinya adalah petani di Indonesia masih mengalami berbagai masalah seperti rendahnya dana APBN, Nilai Tukar Petani (NTP) , rusaknya infrastruktur pertanian dan tidak memihaknya perbankan dalam pengembangan pertanian. (mrt) (ade)
“Kita harus dapat belajar banyak dari negara-negara maju agar dapat meningkatkan pertanian karena dengan memuliakan dan mensejahterakan petani dalam pembangunan yang berbasis pertanian maka swasembada, kemandirian dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai,” ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Winanrno Tohir seperti dikutip dalam bukunya 'Suara dari Desa'.
Dia mencontohkan China yang pernah mengalami masa sulit akibat kelaparan di tahun 1956-1963 dimana lebih dari 27 juta penduduknya meninggal. “Setelah masa itu, China terus membangun sektor pertaniannnya misalnya dengan mendirikan Agriculture Bank of China yang khusus diperuntukkan untuk membantu permodalan petani,” lanjutnya.
Hasilnya, di 2005 saja mereka sudah membalikkan sejarah karena cadangan pangannya bahkan lebih dari cukup untuk dikonsumsi untuk beberapa tahun.
Begitu pula dengan Thailand yang bahkan dulu pernah berguru pertanian ke Indonesia. Menurut Winarno, pemerintah Thailand sangat mendukung pembangunan di bidang pertanian dengan mengharuskan petani menggunakan bibit unggul bermutu tinggi.
“Bahkan , banyak tanaman khas Indonesia seperti pisang, jambu, delima dan talas ditanam di Thailand sehingga jangan heran bila produk pertanian mereka membanjiri pasar Indonesia,“ ujarnya lagi.
Berbanding terbalik dengan semuai itu, ia menganggap bahwa program revitalisasi pertanian, kelautan dan perikanan yang digalakkan pemerintah berjalan lambat. Indikasinya adalah petani di Indonesia masih mengalami berbagai masalah seperti rendahnya dana APBN, Nilai Tukar Petani (NTP) , rusaknya infrastruktur pertanian dan tidak memihaknya perbankan dalam pengembangan pertanian. (mrt) (ade)
BAB
II
KESIMPULAN
Sektor
pertanian memang merupakan sektor utama perekenomian dari sebagian besar negara
– negara berkembang seperti Indonesia.Perkembangan pertanian dari dulu hingga
saat ini belum menunjukkan perkembangan yang melonjak tinggi. Sektor pertanian
memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia, jika kita lebih meningkatkan
dan menempuh langkah-langkah yang benar untuk membangun pertanian di Indonesia
maka permasalahan sektor pertanian akan berkurang dan akan berdampak baik bagi
masyarakat karena akan mengurangi permasalahan pangan dan kemiskinan.
Daftar
pustaka
Fauzi, noer.,1999.
Petani dan pengusaha (dinamika perjalanan politik). Yogyakarta. Pustaka pelajar
Daniel, moehar.
Darmawati, nieldalina.,2006. PRA Participatoryn Rural Appraisal. Medan. Sinar
grafika
Soekarwati.,1986. Ilmu
usaha tani. Jakarta. Universitas indonesia
Tambunan., tulus. 2003.
Perkembangan sektor pertanian di indonesia. Jakarta. Ghalia indonesia
Basri., faisal. 2002.
Perekonomian indonesia . jakarta. Erlangga
Suwadi., widodo., 2012.
Perekonomian indonesia. Ponorogo. Universitas muhammadiyah ponorogo
Primiana.,ina. 2009 .
UKM dan industri . Jakarta. Alfabeta
http/agromedia.net
http/google.co.id/searc
=peranan+sektor+pertanian
http://pksyariahimmciputat.blogspot.com/2007/04/reorientasi-gerakan-mahasiswa.html
0 komentar:
Posting Komentar