Nilai Pelanggan
Nilai memcerminkan
sejumlah manfaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang
dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas,
pelayanan, dan harga (“qsp”), yang disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan”.
Nilai meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan
sebaliknya menurun seiring dengan menurunnya harga, walaupun faktor-faktor lain
juga dapat memainkan peran penting dalam persepsi kita akan nilai. Nilai
pelanggan merupakan sebuah rasio dari manfaat yang didapat oleh pelanggan
dengan melakukan pengorbanan. Perwujudan pengorbanan yang dilakukan oleh
pelanggan sejalan dengan proses pertukaran adalah biaya transaksi, dan resiko
untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) yang ditawarkan oleh perusahaan pada
nilai pelanggan. Nilai pelanggan merupakan salah satu konsep pemasaran dalam
membantu produk tersebut selangkah lebih maju dibanding dengan pesaing.
Kualitas nilai memainkan peran kunci dalam memantau apakah tujuan jangka
panjang, menengah, dan pendek organisasi sesuai dengan aspirasi yang
diinginkan. Tolok ukur nilai pelanggan adalah lamanya waktu adopsi terhadap
harapan dan kebutuhan pelanggan dan banyaknya informasi yang diadopsi oleh
perusahaan, untuk membangun nilai pelanggan. Nilai pelanggan yang baik adalah
nilai yang mampu membuat pelanggan merasa puas. Apabila pelanggan telah
menemukan barang dan jasa yang sanggup memenuhi kebutuhan dan harapannya maka
pengukuran kepuasan pelanggan yang dimulai dengan pengukuran terwujudnya nilai
pelanggan, merupakan bentuk dasar yang fundamental dalam membangun kepuasan
pelanggan dan pada sisi lain orientasi pada nilai pelanggan merupakan elemen
kritis dari ekonomi pertukaran.
ANALISIS NILAI
PELANGGAN
Analisis nilai pelanggan berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan
kelemahan perusahaan relative terhadap kekuatan dan kelemahan berbagai
pesaingnya. Langkah-langkah dalam analisis ini adalah:
1)
Mengidentifikasi
atribut dan manfaat utama yang dinilai pelanggan, dilakukan dengan cara
pelanggan ditanyai apa tingkat atribut, manfaat dan kinerja yang mereka cari
dalam memilih produk dan penyedia layanan.
2)
Menilai
arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda, dapat dilakukan
dengan cara pelanggan diminta memeringkat arti penting berbagai atribut dan
manfaat. Jika peringkat mereka jauh berbeda, pemasar harus mengelompokkan
mereka ke berbagai segmen.
3)
Menilai
kinerja perusahaan dan pesaing berdasarkan nilai pelanggan yang berbeda dan
membandingkannya dengan peringkat arti pentingnya, dilakukan dengan cara
pelanggan menggambarkan di tingkat mana mereka melihat kinerja perusahaan dan
pesaing pada setiap atribut dan manfaat.
4)
Mempelajari
bagaimana pelanggan dan segmen tertentu menentukan peringkat kinerja perusahaan
terhadap pesaing utama tertentu berdasarkan suatu atribut dan manfaat, jika
tawaran perusahaan melebihi tawaran pesaing atas semua atribut dan manfaat
penting, perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi (sehingga
menghasilkan laba yang lebih tinggi), atau perusahaan dapat mengenakan harga
yang sama dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih banyak.
5)
Mengamati
nilai pelanggan sepanjang waktu, secara berkala, perusahaan harus mengulangi
studi nilai pelanggan dan posisi pesaing ketika terjadi perubahan dalam hal
ekonomi, teknologi, dan fitur.
Kepuasan
Pelanggan
Kepuasan mencerminkan
penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam
kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi
ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk
sesuai dengan ekspektasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi
ekspektasi, pelanggan tersebut senang. Kepuasan pelanggan adalah hasil
dari pertemuan produk atau melebihi kebutuhan pembeli dan harapan. Yang penting
kita juga harus menyadari bahwa pelanggan saat ini ingin lebih dari sekedar
produk dan layanan, mereka juga menginginkan nilai. Kepuasan pelanggan,
merupakan konsep dasar dalam memahami hubungan perusahaan dengan pelanggannya.
Karena pada hakekatnya kepuasan pelanggan, berkaitan dengan faktor internal
dalam setiap individu baik organisasi maupun setiap anggota organisasi. Bagi
organisasi kepuasan pelanggan, merupakan perwujudan moral yang positif.
Pemenuhan kepuasan pelanggan secara tidak langsung merupakan pengorbanan dalam
jangka pendek untuk mewujudkan keuntungan hubungan jangka panjang.
B.
MEMBERIKAN NILAI DAN KEPUASAN PELANGGAN
Satu-satunya
nilai yang dapat diciptakan perusahaan anda adalah nilai yang berasal dari
pelanggan-itu adalah semua nilai yang anda miliki sekarang dan nilai yang akan
anda miliki di masa depan. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil
mendapatkan, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan
satu-satunya alasan perusahaan membangun pabrik, memperkerjakan karyawan,
menjadwalkan rapat, membuat jalur serat optic, atau melibatkan diri dalam
aktivitas bisnis apapun. Tanpa pelanggan anda tidak mempunyai bisnis.
Menghantarkan
Nilai Pelanggan yang tinggi
Konsumen
mempunyai beragam tingkat loyalitas terhadap merk, toko, dan perusahaan
tertentu. Oliver mendefinisikan loyalitas (loyality)
sebagai “komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung
kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan
usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.”
Proposisi
(Penawaran) Nilai (value proposition) terdiri dari seluruh kelompok manfaat
yang dijanjikan perusahaan untuk dihantarkan; proposisi nilai melebihi sekedar positioning inti penawaran. Sebagai
contoh, positioning inti Volvo adalah
“keamanan” tetapi pembeli dijanjikan lebih dari sekedar mobil yang aman;
manfaat lain meliputi mobil yang tahan lama, pelayanan yang baik dan periode
jaminan yang panjang.
Penawaran
akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran.
Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan
penawaran yang memberikan nilai terbesar.
Kepuasan
pembeli merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan produk dan ekspektasi
pembeli. Dengan mengenali bahwa kepuasan yag tinggi menimbulkan loyalitas
pelanggan yang tinggi, kini banyak perusahaan membidik TCS (Total Customer
Satisfaction) Kepuasan total pelanggan untuk perusahaan-perusahaan semacam itu,
kepuasan pelanggan menjadi tujuan sekaligus sarana pemasaran.
Kita dapat membedakan tiga tingkat kepuasan
pelanggan:
·
Pertama : Menemukan kebutuhan pokok pelanggan (The
basic needs of the customer).
·
Kedua : Mencari tahu, apa sebenarnya yang menjadi
harapan dari pelanggan, sehingga mereka mau kembali datang pada kita.
·
Ketiga : Selalu memperhatikan apa apa yang menjadi
harapan pelanggan, lakukan melebihi seperti apa yang di harapkan pelanggan.
Menurut Kotler
(2000:38), ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan, yaitu :
1.
Sistem keluhan dan saran
Dengan cara
membuka kotak saran dan menerima keluhan, saran, kritik oleh langganan atau
bisa juga disampaikan melalui kartu informasi, customer hot line. Ini semua
dimaksudkan agar perusahaan lebih mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap
kritik dan saran tersebut.
2.
Survey kepuasan pelanggan
Biasanya
penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan melalui pos, telepon atau
wawancara pribadi atau bisa juga si perusahaan mengirimkan angket ke
orang-orang tertentu.
3.
Pembeli bayangan
Dalam hal ini
perusahaan menyuruh orang-orang tertentu untuk membeli ke perusahaan lain,
sehingga pembeli misterius ini dapat melaporkan keunggulan dan kelemahan
pelayan-pelayan yang melayani.
4.
Analisis pelanggan yang beralih
Perusahaan yang
kehilangan langganan mencoba untuk menghubungi pelanggan tersebut dan dibujuk
kenapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan dan lain-lain. Dengan informasi
yang diperoleh maka perusahaan dapat lebih meningkat kinerjanya dengan cara
meningkatkan kepuasan para pelanggan.
C.
MENARIK DAN MEMPERTAHANKAN PELANGGAN
Perusahaan menarik pelanggan dengan cara berusaha memperbesar laba
dan penjualan mereka harus menghabiskan cukup banyak waktu dan sumber daya
untuk mencari pelanggan baru. Untuk mendapatkan petunjuk lanjutan, mereka
mengembangkan iklan dan menempatkan iklan tersebut di media yang akan
menjangkau prospek baru; mengirimkan surat langsung dan melakukan panggilan
telepon ke prospek baru yang potensial; membeli nama dari pialang daftar; dan
seterusnya.
Dengan semakin
ketatnya persaingan, maka perusahaan merasa perlu
untuk mempertahankan pelanggannya agar pelanggan tersebut tidak
lari ke perusahaan lain.Oleh karena itu digunakan berbagai macam cara untuk
menarik dan mempertahankan pelanggan, antara lain :
Ø Memberikan
potongan tarif (discount) kepada pelanggan yang setia.
Ø Memberikan
service/pelayanan yang lebih baik dibanding perusahaan lain yang sejenis.
Ø Meningkatkan
kualitas dan terus berinovasi karena produk juga akan selalu dinamis.
Untuk
mengurangi tingkat keberalihan pelanggan (mempertahankan pelanggan):
Ø Mendefinisikan dan mengukur tingkat retensinya. Untuk majalah,
tingkat pembaharuan berlangganan adalah ukuran retensi yang baik. Untuk perguruan
tinggi, tingkat retensi yang baik bisa berupa tingkat retensi tahun pertama
sampai tahun kedua.
Ø Membedakan penyebab “erosi” pelanggan dan mengidentifikasi
pelanggan yang dapat dikelola dengan lebih baik. Tidak banyak yang dapat
dilakukan untuk pelanggan yang berpindah domisili atau pergi untuk keperluan
bisnis, tetapi banyak yang dapat dilakukan untuk pelanggan yang pergi karena
layanan yang buruk, produk yang kurang baik, atau harga yang tinggi.
Ø Membandingkan kehilangan laba yang dikalikan dengan nilai seumur
hidup pelanggan dari pelanggan yang hilang terhadap biaya untuk mengurangi
tingkat keberalihan. Selama biaya untuk mengurangi keberalihan lebih rendah
dibandingkan laba yang hilang, perusahaan harus mengeluarkan uang untuk
mempertahankan pelanggannya.
D.
TQM
Landasan TQM adalah statistical
proses control (SPC) yang merupakan model manajemen manufaktur, yang
pertama-tama dikenalkan oleh Edwards Deming dan Joseph Juran. Ajaran Deming dan
Juran itu berkembang terus hingga kemudian dinamakan TQM oleh US Navy pada
tahun 1985. Kita ketahui bahwa TQM terus mengalami evolusi, menjadi semakin
matang dan mengalami diversifikasi untuk aplikasi dibidang manufaktur, industri
jasa, kesehatan dan dibidang pendidikan.
TQM atau Total Quality Management (Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total)
adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan
kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan
manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam
organisasi serta masyarakat."
Strategi
dalam implementasi TQM itu terdiri dari dua Tahap:
Ø Perencanaan dan pelaksanaan
upaya perbaikan awal serta menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan TQM. Isu yang penting dalam tahap ini adalah penjadwalan
dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan.
Ø Pelaksanaan perbaikan kualitas
secara berkelanjutan dengan, apabila perlu, mengadakan modifikasi pada sistem
budaya, sistem teknis dan struktur kewenangan dalam organisasi.
STUDY KASUS
0 komentar:
Posting Komentar