Rabu, 30 Mei 2012

NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN MANUSIA



Pengertian Cinta dan Kasih
Cinta adalah kekuatan manusia yang paling tinggi. Cinta adalah sumber segalanya, kita tidak akan dapat mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta.
Pada dasarnya kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan Allah SWT kepada mahluknya, misalnya hewan, kita perhasikan begitu kasihnya kepada anaknya, sehingga rela berkorban jika anaknya diganggu. Naluri inipun ada pada manusia, dimulai dari kasih sayang orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan – hambatan misalnya pertengkaran, permusuhan, kerasukan, kedengkian dan lain – lain.
Cinta dan Daya Cipta
Kekuatan cinta dapat mewujudkan impian seseorang. Cinta dapat membuat seseorang berjuang dengan keras untuk mewujudkan impiannya. Bahkan kita sering mendengar bahwa seseorang yang sedang jatuh cinta dapat menjadi seorang pujangga atau penyair yang kreatif. Banyak diantara kita berhasil mencapai impian kita dalam kehidupan karena kita dikelilingi oleh cinta kasih, baik dari orang tua, pasangan hidup dan anak – anak dan mereka semua yang kita cintai. Cinta kasih membuat kita berani membayar betapapun mahal harganya (berupa kerja keras, penderitaan, kegagalan) untuk mewujudkan impian yang dapat membahagiakan mereka yang kita cintai itu.
Jika kita mencintai apa yang kita kerjakan sehari – hari, kita dapat meraih hasil yang terbaik. Semua orang yang sukses adalah mereka yang mencintai apa yang mereka kerjakan.
Memelihara Cinta Kasih dalam keseharian.
Bagaimana cara kita agar dapat memiliki cinta kasih serta memelihara kita agar dapat memiliki cinta kasih serta memeliharanya dalam kehidupan sehari – hari ?
1. Kita harus menyadari bahwa setiap manusia di dalam lubuk hatinya telah memiliki cinta kasih yang merupakan keberadaan Ilahi dalam dirinya.
2. dengan cara mendekati hadirat Tuhan setiap hari, naik melalui doa, pujian, penyembahan dan meditasi.
3. Cara terbaik untuk memelihara cinta kasih adalah dengan memelihara, mengembangkan hubungan pribadi yang sangat indah dengan Tuhan. Dengan tekun berdoa dan bermeditasi, kita dapat bertumbuh dan berkembang secara spiritual dan mampu mendengarkan suara Tuhan. Sebagai pemandu kita dalam setiap langkah kehidupan.

Kasih Sayang
Islam menghendaki agar kasih sayang dan sifah belas kasih dikembangkan secara wajar. Jika diperinci maka ruang lingkup kasih sayang ini dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan :
1. Kasih sayang dalam lingkungan keluarga, kasih orang tua kepada anak, kasih suami kepada istrinya, kasih antara orang yang bersaudara dan berkeluarga.
2. Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan kampung.
Suatu pertalian kasih sayang yang timbul dan tumbuh karena hidup bersama dalam suatu lingkungan tetangga dan kampung.
3. Kasih sayang dalam lingkungan bangsa.
Perasaan kasih sayang dan simpati yang timbul akibat persamaan rumpun, suku bangsa, rasa senasib dalam perjuangan yang menyangkut kenegaraan.
4. Kasih sayang dalam lingkungan kegamanaan.
Mencintai dan mengasihi sesame orang yang seagama karena memandang saudara dalam akidah dan keyakinan.
5. Kasih sayang dalam bentuk perikemanusiaan.
Mencintai sesame manusia atas dasar pengertian bahwa manusia adalah sama – sama berasal dari satu keturunan, asalnya satu bapak dan satu ibu.
6. Kasih sayang kepada sesame mahluk (Universal)
Misalnya saling mengasihi, mengasihi hewan dan tumbuh – tumbuhan.

Prinsip – Prinsip Kasih Sayang Dalam Islam

1. Pemurah
Sikap infak, yakni rela membelanjakan harta bagi kepentingan keluarga dan ama social.
2. Tolong menolong
sikap gotong royong
3. Pemaaf
Berlapang dada, memafkan sahabat – sahabatnya yang pernah bersalah.
4. Damai :
Cenderung mengulurkan tangan, perdamaian kepada orang yang memusuhinya.
5. Persaudaraan
Rasa kasih sayang kepada sesame mukmin dan muslim
6. Menghubungkan tali kekeluargaan (Silaturahmi)
seorang muslim tidak akan senang memutuskan tali kekeluargaan.

Kasih sayang dan cinta (dalam bahasa Arab disebut Mahabbah) di segi bahasa adalah berasal daripada bening dan bersih, atau luapan hati dan gejolaknya, atau tenang dan teguh, atau gundah dan tiada tetap, atau inti sesuatu, atau usungan bejana/ bekas, atau buah hati. Batasan maknanya juga berbeza pendapat di kalangan ahli bahasa. Ada yang menyatakan sebagai kecenderungan secara terus menerus dengan disertai hati yang meluap-luap. Ada pula yang menyebut sebagai kecenderungan secara total kepada orang yang dicintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi atau terang-terangan. Istilah yang sinonim dengan kasih sayang dan cinta ini amat banyak sehingga menjangkau 50 istilah. Penjelasan detail hendaklah dirujuk kepada buku penting tentang tajuk ini yang bernama : Cinta Dan Rindu Menurut al-Qur’an Dan al-Sunnah (Asal : Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaaqiin) oleh al- ‘Allaamah al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah r.a.

Pengertian Kasih Sayang yang di Kehendaki Islam

Kasih-sayang sesama Islam (seaqidah)

      Kata Imam Hasan al-Banna r.a. (1908-1949m) dalam Risalah Ta’alimnya : “Maksudku dengan ukhuwwah (kasih sayang dan persaudaraan) adalah: Hati-hati dan ruh terikat dengan ikatan akidah. Ikatan akidah adalah ikatan yang paling kukuh dan mahal. Persaudaraan sebenarnya adalah persaudaraan iman dan perpecahan itu adalah saudara kepada kekufuran. Kekuatan yang pertama kepada kita adalah kekuatan kesatuan, tidak ada kesatuan tanpa kasih sayang. Kasih sayang yang paling rendah adalah berlapang dada dan yang paling tinggi ialah martabat `ithar’ (melebihkan saudaranya dari dirinya sendiri). Firman Allah s.w.t. : “dan orang-orang (Ansar) yang mendiami negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang-orang yang berhijrah itu; dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan amat berhajat. dan (ingatlah), sesiapa yang menjaga serta memelihara dirinya daripta wujudkanda dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang Yang berjaya.” (surah Al-Hasyr ayat 9).

2. Kasih sayang sesama manusia

         Kasih sayang sesama manusia meliputi segala-galanya dalam urusan hidup selain melibatkan unsur agama dan aqidah yang menjadi rukun agama yang dianuti oleh manusia tersebut. Justeru itu, kasih sayang ini membuka ruang untuk berintraksi dengan manusia yang tidak seagama secara terbuka dalam semua bidang selain yang melibatkan unsur agama manusia itu. Kemanusiaan ini amat menyeluruh, terutama bagi pihak kerajaan Islam dalam menangani semua pihak yang berada di bawah naungannya sehingga hak beragama penganut agama bukan Islam juga boleh dilayani selagi tidak berunsur menyebar dan menyuburkan agama tersebut. Kasih sayang ini meliputi bantuan keperluan hidup ; makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesihatan, dan keperluan asas yang lain, pergaulan (kecuali dalam hal-hal tertentu seperti perkahwinan), harta, tanah dan sebagainya.

Kasih sayang fitrah atau semula jadi atau sunnatullah yang dibekalkan oleh Allah ini seperti kasih sayang yang timbul apabila melihat anak kecil yang diseksa atau sakit. Semakin lemah seseorang manusia di sudut fizikal semakin dalam perasaan kasih sayang yang timbul dalam hati sanubari mereka yang berada sekitarnya. Justeru itu, kasih ibu dan ayah kepada anaknya tidak diperintahkan oleh Allah lantaran tabiat semula jadi yang wujud itu. Berbeza kasih sayang anak kepada dua ibu bapanya mestilah dipupuk dan dibajai, dan ianya diperintahkan oleh Allah, lantaran bimbang sewaktu tua ibu bapa (sewaktu    lemah)
Termasuk kasih sayang fitrah ini ialah segala bentuk haiwan yang sentiasa menaungi anak-anaknya dan pasangannya. Bahkan adakalanya kasih sayang haiwan lebih hebat daripada kasih sayang sebahagian manusia yang tidak terdidik.

a. Kasih sayang Allah kepada makhlukNya

Segala makhluk di alam maya ini berada di bawah kasih sayang Allah mengikut jenis dan klasifikasinya, walaupun makhluk itu (hanya jin dan manusia) kufur kepada Allah, lalu mereka boleh hidup dengan udara, air, tanah dan api yang disediakan oleh Allah. Dalam hal ini, mereka yang berikhtiar dan berusaha lebih akan mendapat habuan rezeki dan kekayaan mengikut kadar kerja yang disumbangkan.

b. Kasih sayang Allah kepada hambaNya yang beriman

Kasih sayang Allah kepada makhlukNya yang beriman ada kelainannya, terutama di akhirat nanti. Semasa di dunia kasih sayang Allah ini berupa pertambahan taqarrub si hamba yang beriman kepada Allah. Persoalan rezeki dan kesenangan hidup bukan ukuran kasih sayang Allah kepada seorang mukmin.

Bagaimana mengaplikasikan kasih saying dalam kehidupan?

1. Mengenali saudaranya secara mendalam ; nama, alamat, pekerjaan, status sosial, kewangan, kesihatan, psikologi dan sebagainya. “Jika seseorang menjalin tali persaudaraan dengan orang lain, maka hendaklah dia bertanya siapa namanya, nama bapanya dan dari mana dia berasal, kerana itu lebih mengeratkan kasih sayang.” Hadis riwayat Tarmizi. (10)
2. Menyatakan ‘saya sayangkan kamu’. Dalam sunan Abu Daud disebutkan bahawa seorang lelaki berada di samping Rasulullah s.a.w. Kemudian ada lelaki yang lewat di sana. Orang yang ada di samping beliau berkata : “Wahai Rasulullah, saya benar-benar mencintai orang itu.” Rasulullah s.a.w. bertanya : “Apakah engkau sudah memberitahukannya?” “Tidak.” Jawabnya. “Beritahukanlah cintamu itu padanya.” Sabda beliau. Maka orang itu menemui orang yang dimaksud, lalu berkata kepadanya : “Sesungguhnya aku mencintaimu kerana Allah.” Orang yang dicintainya berkata : “Yang membuatmu mencintaiku juga mencintaimu.” (11)
3. Menyebarkan salam. Dalam soheh Muslim, disebutkan dari hadits Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda (bermaksud) : “Demi diriku yang ada di tanganNya, kalian tidak akan masuk syurga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai. Mahukah jika kutunjukkan kepada kalian jika kalian mengerjakannya, maka kalian saling mencintai ?Sebarkan salam di antara kalian.(12)
4. Berhadiahlah, kamu akan berkasih sayang. (Maksud Hadis).
5. Menutup keaiban saudaranya (Maksud hadis)
6. Melaksanakan aktiviti pemupukan kasih sayang seperti kebersamaan dalam : bermain, berbasikal, bersampan, melancung, ziarah, kenduri, gotong royong dsb. Ini berasaskan ayat 2 surah al-Maaidah :
bermaksud : “…..dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan pencerobohan. dan bertaqwalah kepada Allah, kerana Sesungguhnya Allah Maha berat azab seksaNya (bagi sesiapa yang melanggar perintahNya).”
7. Memberi apa yang diperlukan dalam batas yang dibolehkan oleh syara’ ; Tenaga, Fikiran, Keprihatinan, Kasih sayang, Kewangan, Harta, Pangkat dsb.
8. Memberi (hibah) secara rambang atau terancang.
9. Menahan diri daripada segala bentuk ancaman, bahaya dan khianat terhadap orang lain samada dalam bentuk lidah, tangan dan hati nurani.
10. Mendo’akan kebaikan kepada mereka yang layak mendapatnya dan mendo’akan menolak bencana daripada mereka yang tidak sewajarnya ditimpa bencana mengikut perkiraan kita, bukan pada perkiaraan Allah.

Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·    Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·    Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
·    Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.

Pemujaan adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti  Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.

Sumber :

http://monoja68.wordpress.com/2008/12/11/memahami-sifat-kasih-sayang-dan-hikmahnya/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-cinta-dan-kasih.html
http://tifany-tifa.blogspot.com/2010/10/pengertian-kemesraan.html
http://arikaka.com/bab-iii-manusia-dan-cinta-kasih/

0 komentar:

Posting Komentar